Gue bangun jam 6 pagi, padahal baru tidur jam setengah 4. Lalu gue langsung siap-siap dan berangkat naik kereta. Gue sampe di sekolah 8.30. Sebenernya karena hari Minggu, harusnya gue ikut misa. Tapi berhubung misa buat panitia jam 7 pagi, yasudahlah gue nggak usah misa minggu ini. Sampe jam 12 siang gue masih nggak ada kerjaan dan nggak melakukan apa-apa, cuma duduk-duduk di panggung atau jajan di bazaar.
![]() |
| Misa panitia yang dipimpin Pater Buddy, gue nggak ikut |
Sekitar jam setengah satu temen baik gue dari Kalimalang dateng. Dia temen baik gue sejak SMP, jadi kalo udah ketemu deketnya kayak orang pacaran (karena dia cewek juga). Dari gerbang depan, gue jalan berdua sama dia, dan langsung disambut oleh mata-mata anak CC yang nggak tau arti pandangan mereka itu apa, hahaha maklum sekolah isinya cowok semua. Temen gue, yang bernama Kezia ini, udah tau akan mendapat perhatian kayak gitu, jadi dia santai aja. Setelah muter-muter ngeliat pameran, kami berdua ketemu sama Bimo, sobat gue sejak SMP nih, yang sekarang juga sekolah di CC. Kami bertiga satu SMP, dan bisa dibilang 'tiga serangkai' lah, yang kemana-mana, ngapain aja, kapan aja, selalu bareng-bareng. Kami lanjut menikmati pameran dan stand-stand, dan juga penampilan band-band, sekedar menghabiskan waktu.
![]() |
| Salah satu stand yang paling menarik yang menjual souvenir dari Papua |
![]() |
| Pengrajin patung asli Papua |
Hal yang paling membahagiakan buat gue adalah, sekitar jam 2 siang, 'sang mantan' yang gue sebut-sebut dari kemarin itu akhirnya dateng. Gue seneng bukan main sekaligus berdebar-debar, hahaha. Ini berkat usaha Kezia yang bersikeras nyuruh mantan gue itu dateng. Mantan gue itu menurut Kezia juga sebenernya pengen banget dateng ke CC dan ketemu sama gue. Dia sampe minta foto bareng gue. Ya gue kesenengan, langsung setuju buat foto bareng.
Akhirnya jam 3 gue dan Bimo harus siap-siap buat acara penutupan. Kezia dan Dara (mantan gue) kami tinggal berdua. Gue cepet-cepet make up dan pakai atribut. Setelah selesai, gue langsung balik lagi ke mereka berdua. Sayang sekali, Dara udah dijemput sama nyokapnya. Padahal, gue sebenernya mau ngasih surprise ke dia. Tapi, akhirnya gue anterin dia keluar, dan dia pun pulang. Tinggallah gue bersama Kezia berduaan. Gue bebas berkeliaran sebelum pentas karena gue disini sebagai penyanyi, sedangkan Bimo sebagai penari nggak boleh keluar sebelum pentas. Gue yang sedang duduk sama kezia, tiba-tiba didatangi oleh seorang temen gue anak CC. Sebut saja namanya Riri. Nah dia ini pernah jadi 'gebetan'nya Kezia saat kelas 10 dulu. Mereka pun bertemu dan ngobrol, dan gue senyum-senyum sendiri melihat mereka ngobrol dengan canggung, hahaha. Tiba saatnya pentas, akhirnya gue tinggalin Kezia buat nonton sendirian.
![]() |
| Bimo yang lagi siap-siap |
Pertunjukan tarian kolosal Papua oleh siswa dan guru SMA Kanisius berjalan baik. Pater Kepala Sekolah pun juga ikut menari, seperti pada waktu pembukaan. Setelah selesai, diumumkan pemenang lomba menulis seminar edufair kemarin. Sebenernya gue berharap menang, tapi gue ternyata belum 'segila' mereka yang dapet juara dalam hal menulis opini. Akhirnya acara pun ditutup dengan Mars Kanisius. Di sini gue disuruh oleh koordinator acara, Pak Anung, untuk mengambilkan nada buat Mars. Sebenernya gue udah biasa ngambil nada untuk Apel Pagi di sekolah, tapi karena ini acara besar yang ditonton orang luar dan orang-orang penting serta media-media, gue jadi super deg-degan sampe gemeteran. Tapi untung gue berhasil membawa nada dengan baik.
![]() |
| Dua orang pelatih musik yang ikut mengiringi tarian dengan bermain Tifa |
![]() |
| Para pelatih wanita ikut menari saat penutupan |
Yang menjadi perbedaan mencolok antara edufair tahun ini dengan tahun lalu adalah soal pelatih tari. Tahun lalu, kami memiliki tiga orang pelatih tari dari Tembi Dance Company, Jogjakarta yang benar-benar disukai oleh anak-anak. Dulu ketika nama mereka dipanggil ke atas panggung, semua bersorak-sorak dan bertepuk tangan. Setelah acara selesai pun, semua berlomba-lomba minta foto bareng pelatih tari yang adalah cewek semua (Mbak Mila, Mbak Made, Mbak Sekar), dan juga minta pin BB, account FB dan Twitter. Sampai sekarang mereka bertiga masih dekat dengan anak-anak. Sedangkan tahun ini, pelatih tari berjumlah 7 orang berasal dari berbagai institusi, yaitu IKJ (Institut Kesenian Jakarta), UNJ (Universitas Negeri Jakarta), dan sanggar Papua TMII (Taman Mini Indonesia Indah). Anak-anak pada umumnya tidak suka dengan cara mereka melatih, bahkan nama masing-masing pelatih pun banyak yang tidak ingat (termasuk saya). Pada saat nama mereka dipanggil ke panggung, anak-anak tidak memberikan apresiasi dalam bentuk apa pun, bahkan tepuk tangan pun tidak. Pada saat acara selesai, seakan-akan anak-anak melupakan mereka dan lebih memilih makan dan langsung pulang. Menurut pendapat gue, perbedaan tanggapan psikologis anak-anak disebabkan cara mereka mendapat perhatian anak-anak. Tahun lalu, para pelatih mengambil hati anak-anak dengan cara mereka melatih yang benar-benar menyenangkan dan santai, dengan penuh candaan, dan dengan selalu memberikan apresiasi kepada yang berhasil melakukan suatu gerakan dalam tarian. Tahun ini, para pelatihnya terkesan 'sok galak', sering marah-marah, terlalu banyak ceramah, dan hampir tidak pernah mengapresiasi anak-anak. Setiap latihan selalu penuh dengan teriakan-teriakan dan selalu dibentak-bentak. Itulah yang menyebabkan anak-anak antipati dengan pelatih tahun ini. Ini merupakan tugas sekolah untuk bisa mencari pelatih yang bisa menyatu dengan para siswa untuk tahun-tahun selanjutnya.
![]() |
| Para pemusik berfoto bersama pelatih |
Setelah itu, acara dilanjutkan dengan foto-foto, dan akhirnya beres-beres. Semua anak dapet konsumsi termasuk gue. Anak-anak lain makan di sport hall bersama-sama sambil ada yang masih berganti pakaian dan membersihkan make up. Gue langsung keluar dan menemui Kezia lagi, karena kasihan dia kalau lama-lama nggak ditemenin. Gue makan bareng Kezia, sehabis itu langsung pulang bareng dia. Gue masih harus mengantar dia ke Kalimalang, baru gue bisa pulang ke rumah.
Kami berdua naik kereta sekitar jam 6 sore dari stasiun Gondangdia menuju arah Bekasi. Pukul 6.30 kami sampai di stasiun Kranji. Lalu kami naik angkot M19 dan turun di deket daerah kost tempat dia tinggal. Akhirnya kami berpisah dan gue kembali ke stasiun Kranji. Ini kali kedua gue nganterin dia sampai ke Kalimalang, jadi gue udah mengenal daerah sana. Gue naik kereta dari stasiun Kranji ke arah Manggarai pukul 8.13 dan sampai di Manggarai sekitar jam setengah 9, lalu transit dan menyambung kereta ke Depok. Akhirnya gue sampai di stasiun Depok sekitar jam setengah sepuluh. Mata gue udah berat banget karena kelelahan, ditambah lagi itu sedang hujan. Karena nggak mau sampai di rumah terlalu larut, gue pun menerobos hujan. Sampai di rumah nenek gue, gue langsung mandi, dan akhirnya gue tidur seperti bangkai.
Bener-bener Edufair yang melelahkan untuk tahun ini, tapi gue bahagia karena temen-temen gue udah mau dateng. Semoga Edufair selanjutnya lebih bagus lagi. Sampai jumpa Edufair 2013!







No comments:
Post a Comment