Apakah hanya begitu saja selesai? Semudah itukah kau mengakhirinya? Aku tidak mengira akan semudah itu. Musim cinta memang sudah berubah warna. Apa yang harus ku lakukan sekarang?
Cinta datang dan pergi dengan caranya yang unik. Iklim hati mempengaruhi keberadaannya. Tidak ada yang tahu bagaimana sebuah cinta muncul, bahkan pikiranmu yang terjenius pun tidak. Memang tak pernah ada rumus dalam hal cinta.
Bebanku kini lepas, sudah bebas. Aku bebas, bukan jadi obralan gampang. Tidak ada sebuah noda pun dalam barisan cintaku. Aku akan tinggal menunggu saja sampai penantian ini berakhir, dan kau sadar betapa aku ingin kau mencintaiku. Ya, aku akan menunggu... .
Depok, 23 Juli 2010
Cinta yang tersamar, engkau kupuja. Tak terlihat, tak terdengar, hanya terasa. Engkau hidup, bernyawa tapi tak beraga. Kau sanggup membunuh sekaligus membahagiakan. Bisa memberi kematian, juga kehidupan. Singgasanamu ada di antara dua hati. Hanya cinta yang bisa mengikat dua hati selamanya, takkan lapuk, takkan putus, bahkan tak berdebu. Semua berubah karenamu, semua berganti. Seiring bunga cinta mekar, sebuah hidup baru muncul. Aduhai betapa dahsyatnya cinta yang samar itu!
Bahagia ku terikat pada cinta, terikat untuk mencintaimu, terikat untuk berkorban demi kau. Aku tak mau cinta itu lepas dan pergi, aku mau dia datang dan tetap tinggal. Kemarilah cinta, kemarilah kau untuk mencintaiku.
Sesuatu telah menuntunku keluar dari hutan ini, sesuatu telah melepaskanku dari jerat siksa ini. yang telah membukakan pintu untukku tinggal. Ketika kutanya siapa dia, hanya satu kata dia ucap. Cinta - hanya itu yang dia pernah katakan.
Tanpa payung aku bisa menembus hujan, tanpa udara aku bisa menembus kedalaman laut, bahkan tanpa membawa apapun aku bisa menembus badai. Hanya satu yang selalu memayungiku saat hujan, hanya satu yang selalu memberikan napas untukku, hanya satu yang menemaniku menerjang badai. Cinta, cinta itulah satu-satunya.
Depok, 26 Juli 2010
No comments:
Post a Comment