Sebuah puisi gaya lama, syair yang kubuat untuk seseorang. Identitas orang itu dapat diketahui dengan petunjuk dari judul puisi ini.
* * *
KULIHAT DI DEPANKU
(Mahardhika Kusumo Simbolon)
Embun yang kelabu itu bergerak menjauh
Dari dermagaku mereka angkat sauh
Inilah janji Kala waktu air keruh
Tidak sia-sialah semua tetes peluh
Ada yang datang melingkarkan tambang
Itu dia yang berdiri di depan gerbang
Naik melompati karang
Telah kini murni terpampang
Elang menari riuh di atas pura
Narendra mengetuk pintu Batara
Aku bergeming menyangkal segala lara
Sempurna sudah dalam hati membara
Tidak lagi kubutuhkan cita-cita
Indah nian tersiratkan cerita
Tetaplah ini yang penting dalam kata
Inilah kau dan aku, inilah kita. Cinta.
(Jakarta, 18 September 2013)
No comments:
Post a Comment