Wednesday, December 10, 2014
Memangnya Kenapa?
bukan
aku cuma-cuma bertanya
memangnya kenapa?
kalau kutitipkan pesanku lewat mata seekor burung hantu
lalu kusangkutkan di sayap tukik yang ditabraknya
lalu langit mencurimu
memangnya kenapa?
toh pertanyaan memang harus tergelincir
lalu berlayar dan tersingkir
begitu saja kemudian hampa
memangnya kenapa?
mauku tuju padamu
maksudku padaku
mungkin juga padanya
memangnya kenapa?
aku hidup, lupa?
atau berjalan menuntun kayu bakar yang sedang diremas
atau digigit anjing peliharaan malaikat
memangnya kenapa?
bilang padaku kau sedang bingung
bilang saja
katakan berdengung, renung
memangnya kenapa?
lagi, ada poci terjerang di atas batu
menyampaikannya salam daun palem kekuningan
maunya ajakkan ramai-ramai hijau
memangnya kenapa?
kubiarkanku beku tak laku
acuh tak acuh pamermu
cukupku, "sisu"
memangnya kenapa?
kan aku
bukan kau
belum tentu dia
memangnya kenapa?
mati bersamamu, mati bersamanya
mati bersamaku
hidup aku
memangnya kenapa?
aku.
ya, aku.
tadinya.
sekarang tiada.
memangnya kenapa?
Thursday, November 27, 2014
Kita?
Takkan kita-ku menjadi kita-mu.
Kita-ku selamanya bukan kita-mu.
Lagipula memangnya sempat dalam kita-mu-kah aku?
Begitupun kau di kita-ku.
Ingat.
Kau belum tentu pernah aku.
Dan jangan kira aku mau repot-repot sempat mendikau.
Jangan kamu-kan aku-ku.
Jadi jangan kau-kita-kita-kan-ku.
Thursday, November 13, 2014
Aku Saja Tak Tahu
kenapa aku bisu
kenapa aku diam
membatu
Aku saja tak tahu
kenapa tungkaiku melaju
kenapa kaki berlari
terbirit-
birit
Aku saja tak tahu
kenapa jatuh padamu
kenapa
harus apa
Aku saja tak tahu
kenapa
tak selesai
Friday, September 19, 2014
Kalau Saja Kaulihat Aku Disini
Betapa batang itu berjuang untuk tetap pada akar dan batu
Meski kauterjang dengan nafas Bayu, namun teguh
Karena ingin selamanya rindang di inderamu
Walau perlahan layu, haru membiru
Kalau saja kau mengerti
Betapa dedaunan itu berkelahi dengan para ranting
Meski kauhempas dengan putaran Kala, namun berdiri
Karena ingin selamanya hijau di sorotanmu abadi
Walau perlahan menguning, terpelanting ke beting
Kalau saja kau sadar
Betapa carang itu terus saja kokoh menyandar
Meski kaucerca dengan tatapan Indra, namun tegar
Karena ingin selamanya memuatmu tanpa bergetar
Walau perlahan mengeropos, selembar demi selembar
Kalau saja kaulihat aku disini
Betapa ada yang siap kau tempati
Meski kau isi dengan ceritanya, namun setia
Karena hanya ada satu padi di ladang bunga
Walau aku mati seribu kali meraihnya
Tuesday, June 24, 2014
Pernahkah Kau
Pernahkah kau bosan mengasihi seseorang
saat dibalasnya kau dengan terhilang
dan milikmu yang kauserahkan tidak pun sempat berkanjang
sampai hatimu terjerang
Pernahkah kau lelah mengejar sebuah pertemuan
saat dikembalikannya kau dengan kekecewaan
dan waktumu yang kaulenyapkan anggapnya saja tiada kerjaan
sampai hasratmu termakan
Tapi dari semua itu...
Pernahkah kau benar-benar tak sanggup untuk tak mencintainya
saat dimenangkannya kau dengan keberadaannya
dan jiwamu yang terserahkan, terlukis selamanya
sampai kau kujumpa di kelanjutan dunia
Wahai dukaku... tercinta.
Friday, April 11, 2014
Good Morning, Unfair World!
Just a little statistical poetry in this mere morning:
Audience. They pay for prize-worth places, they are attracted in meaningful title, they sense well-preparation either lack-preparation.
Those who don't be so are nothing more but nepotism objects and/or popularity auto-funders.
450 to 350, 5 million to zero, RGB 000099 to RGB 000000, those are called devaluation, leading to deppreciation. And this isn't denotation.
And last but not least, the word "successor" weren't created before "predecessor".
Good morning, unfair world!
Monday, March 17, 2014
Samudera dan Istana Pasir
Selamat ulang tahun, adikku Samudera! Berbahagialah!
Ini hadiahku bagimu. Pakailah bajuku. Ini milikmu sekarang, lambang kesatuan kita semua. Jagalah baik-baik.
Sebentar lagi akan datang masa kalian untuk memimpin keluarga ini. Jadilah pemimpin yang berwibawa dan penuh kasih. Buatlah keluarga ini rukun, ramah, bijaksana, saling menghormati dan saling mencintai dengan ikhlas hati. Hindarkanlah kesatuan keluarga kita dari pertentangan dan percekcokan. Buatlah keluarga kita berhati dan berarti. Jadilah kepala keluarga yang baik dan selalu ada untuk keluarganya. Ini warisanku pada kalian. Wariskanlah turun-temurun kepada keluarga kita yang satu, dari masa ke masa.
Aku berharap kepadamu.
13 Maret 2014.
* * *
Kekasihku, berbahagialah. Kini samudera itu yang akan menjaga Istana Pasir kita.
Sunday, March 16, 2014
Filosofi Daun Jati
Ada sebuah filosofi yang mendalam dibalik selembar daun jati, lebih dalam dari apa yang dibungkusnya.
Dibalik kehijauan dedaunan jati, mungkin banyak orang belum tahu kalau daun jatilah yang membuat Gudeg menjadi sangat merah.
Bagaimana yang ada di dalam-lah yang membuat daun jati disenangi semua orang, bukan apa yang ditampakkan di luar.
Kalau yang di dalam sudah tidak baik, apapun yang hendak ditampakkan di luarnya kepada orang, adalah kehampaan makna.
Karena bagiku dedaunan jati bukan lagi banyak daun hijau, tetapi ialah selembar daun merah. Ya, selembar, satu, meskipun berjejalan.
Demikianlah filosofi daun jati bagi siapa saja yang membacanya.
Friday, February 28, 2014
Mawar Menguning
Aku mendambakan suatu hari nanti,
dimana kita melupakan merahnya mawar,
dan mawar melupakan merahnya merah.
Aku menanti datangnya pagi itu lagi,
ketika hati melenyapkan kelamnya kabut,
dan kabut menyirnakan keliatannya.
Aku ingin mawar itu menguning kembali,
dirindu oleh kabut senja yang berair mata;
bahagia.
Friday, February 07, 2014
Beberapa Patah Lainnya
KETIKA KAU TAK ADA
(Sapardi Djoko Damono)
Ketika kau tak ada
masih tajam seru jam dinding itu
jendela tetap seperti matamu
nafas langit pun dalam dan biru
hanya aku yang menjelma kata
mendidih menafsirkanmu
Kau mungkin jalanan menikung-nikung itu
yang menjulur dari mimpi
yang kini mesti kutempuh
sebelum sampai di muaramu
sungguh, tiadakah tempat berteduh di sini?
Kalau tak ada di antara jajaran cemara itu
kepada siapa mesti kucari jejak nafasmu?
Maghrib begitu deras, ada yang terhempas
tapi ada goresan yang tak akan terkelupas
* * *
LIMA SAJAK EMPAT SEUNTAI
(Sapardi Djoko Damono)
Kukirimkan padamu beberapa patah kata
yang sudah langka
jika suatu hari nanti mereka mencapaimu, rahasiakan
sia-sia saja memahamiku
Ruangan yang ada dalam sepatah kata
ternyata mirip dengan rumah kita
ada gambar, bunyi, dan gerak-gerik di sana
hanya saja kita diharapkan menafsirkannya
Bagi yang masih percaya pada kata
Diam pusat gejolaknya, padam rintik kobarnya
Tapi kapan kita pernah memahami laut,
memahami api yang tak hendak surut?
Apakah yang kita dapatkan di luar kata?
Taman bunga ruang angkasa
di taman begitu banyak yang tak tersampaikan
di angkasa begitu hakiki makna kehampaan
Dalam setiap kata yang kaubaca
selalu ada huruf yang hilang
kelak kau akan menemukannya kembali
di sela-sela kenangan penuh ilalang
* * *
PADA SUATU HARI NANTI
(Sapardi Djoko Damono)
Pada suatu hari nanti
jasadku tak akan ada lagi
tapi dalam bait-bait sajak ini
kau takkan kurelakan sendiri
Pada suatu hari nanti
suaraku tak terdengar lagi
tapi di antara larik-larik sajak ini
kau akan tetap kusiasati
Pada suatu hari nanti
impianku pun tak dikenal lagi
namun di sela-sela huruf sajak ini
kau takkan letih-letihnya kucari
Friday, January 24, 2014
Love Begins, Love Ends
At first, love begins with many gifts.
............
And it continues.
Love grows in my fantasy.
Then it looks at the world.
And it praises a Psalm.
Love can be spoken even with a dududu.
And a banana.
Love sings a lullaby for Christmas.
Along with Mary's.
Then it sleeps in a manger, while by its sheep it watched at night.
Love loves black and black.
And it proclaims the passion of Love.
Love falls from the trampolin and it can't find the ball.
Love is a broken concerto.
Love fails for the joy of man's desiring and it doesn't wait for the Lord.
Love chooses, love elects.
It arranges a medley from the West.
And it shares room with the paintings on some chalkboards.
Love fights the others even on the stage.
And the Lord bless it and keep it angry.
Then love marches to the South.
Love wins the one and one pair of eyeballs in an Eucharist.
Love fits in a white box.
Love is the light it sees and the truth it knows.
It fills up hundreds of water grenades at midnight and steals eggs.
In a Javanese pop song it reaches high A and it needs an organist.
Love doesn't care for a mere disqualification.
Then it claps its hands and sing Hallelujah for almost three hours.
Because it plays badminton whenever it can.
And it shouts in a café.
Love keeps money in a case of a violin, after six hours of tiring devotion.
But love smiles instead.
Love fights with noodles at the downtown and the cathedral.
Love doesn't sing when it is setting the chairs.
It eats its own food for lunch and buys for dinner.
Love is willing to die of waiting for a blue flower to groom.
And love succeeds.
............
At last, love ends with one spirit.
Thursday, January 23, 2014
Sejak Suara Itu Kulihat
Semua awalnya hanya karena aku jatuh cinta pada hatimu.
Aku datang tepat bersama matahari
tanpa rerumputan di dahiku
menenggelamkan diri sendiri di keagungan suara
di dalam fantasiku, dimana semua damai dan jujur
Dari balik kebingungan dan ketiadaan
perlahan menyibak tirai agung
dan menyusup ke ruangan
yang berkumandangkan derik kumbang
Sudah dapat lalu kuikuti
dengan bahagia menuruti
bertambah selapis tiap ganti asa dan makin lagi
sambil datang dan perginya hati
Apalagi ketika sawah-sawah membentang
dan burung hinggap meninggalkan jejaknya di kepala kita
lalu kita bersorak-sorai di depan semua makhluk
meski hanya saja Tuan kurang bahagia
karena jalan menurun lagi
Sesalku harus pernah meninggalkan ruangan penuh cemara
meninggalkan kumbang-kumbang itu di bawah sinar bintang
yang dipermaklumkan dari timur
sebelas kali lebihnya dari dua milenium
Tapi bergegaslah kembali ke atas lembah hujan
kali ini dengan trampolin
sampai bingung mau ikut berjatuh atau tidak
yang penting kenangnya
aku dicinta penuh
Sempat lesu ditinggal terbang beberapa kepik tua
yang terakhir hanya hitam
tergantung di puncak tengkorak
habis itu pergi
yang bisa kukenakan hanya sandal
yang kini sudah lenyap juga
tapi cintanya tak ikut
Mereka ini gila atau putus asa jadi heranlah
aku lalu diminta duduk disana
dengan pohon bunga rosemary itu
yang tumbuh di istana pasir kita
sampai jadi kekasihku
Sudah hampir mati aku berguling-guling
sering bahu tak mampu menopang
kalau tanpa bunga mau jadi apa
yang meski tak selalu mekar tapi harumnya menyertai senantiasa
meski dari kejauhan bintang di angkasa
Sampailah kebanggaan di Selatan
yang hura-hura dengan telunjuk teracung
yang potongan apapun tak berarti rugi lagi
karena hati sudah jaya
hati sudah satu
Sesaat aku tidak suka dengan kenangan akan yang ini
yang jauh-jauh tetapi hanya segelintir
yang isinya hanya kumbang mengernyit bersahutan
lalu pulang dengan cuka di air mata
Kemudian berganti lagi lembarnya
dan sampai muntah aku dibuatnya
meski hanya dua helai
tetapi besar dan tulus
dan teristimewa kubawa dari Jawadwipa
untuk empat ratus empat puluh ditambah delapan
dan lagi-lagi tidak peduli seberapa potongannya
hati tetap jaya dan makin satu
Yang meskipun hanya beberapa deret gigi
tetap menggulingkan batu kubur
sampai berebutan bunyi
dalam kotak-kotak perjanjian
namun senyum tetap terpampang
Beberapa lama banting kursi dan meja
sampai berkelahi dengan diri sendiri
dan berjibaku dengan sumpah palapa
sampai Hayam Wuruk bunuh diri bersamamu sobat
Sampai titik darah penghabisan
jam sebelas waktu malam itu
untung belum berdentang dua belas kali
meski sempat jemur gigi depan gerbang suci
menunggu satu ikat pita
berselimutkan bidadari bersayap biru
yang memang takkan pernah membunuhku
Kemudian pergilah kekasihku
meninggalkan istana pasir kita
bersama sajak di atasnya
dan aku tersisa
ditelanjangi kumbangku sendiri
Hingga kini aku sampai tidak tahan
lalu hanya bisa tersenyum
semua sudah bukan yang sudah pergi
lalu menunggu sampai diusir pergi
karena ingin mencintai yang tak ingin dicintai
Terima kasih, yang lalu
Dan maafkanlah, yang kini
Semoga bercita dan cinta, yang nanti
Dariku, dari tangkai pohon bunga rosemary. Selamanya.
Semoga cerita cinta ini sampai bersama cinta itu sendiri.
Thursday, January 09, 2014
The Lost Letter
The very most honest and amazing letter I've ever recieved.
Well, please know that when I ever said to you that I loved you, I really meant it. Our love was real.
* * *
April 25, 2013.
"Dearly Beloved, are you listening?
Let me apologize to begin with. Let me apologize for what I'm about to say for trying to be genuine is harder than it seems."
Yes, let me start with an apology. I apologize for every wrong (doing) that I've done. And maybe I too deserve an apology if reading this has made you sick. I don't know what else I could try. And my english? Sorry for the grammar mistake.
I... have a problem for saying things. Words got choked on my throat. I simply don't have the courage of saying things to you. Or maybe if I could chance is I will digress and we'll be running circle.
And maybe I'm too, scared of your reply. Whatever it would be. I'm fragile. (Hell yeah I'm fragile. I'm made of China *awkward laugh*)
Thing is, I'm always insecured. Well, I'm much better now. Thank you for everything. For the message. It means a lot.
And if me writing you this has made you angry (since we're on a break), I'm asking for your apology as well.
I'm writing this to have everything clear. Things that I want you to know, things I want to say, things I hope you'll answered.
I don't want to be that kind of girls who expect their boyfriends to know everything. I rather tell the simple truth. Or maybe you've already known what I'm feeling since people have said that I'm like an open book. I understand how busy you are, and once again I'm sorry if my texts bother you. I understand what you're trying to accomplish for our beloved **V and everything. It's just that, I'm really really afraid that you've got bored over me and went on to find a new girl (or maybe boy) in this period of time.
Reading your poem and stuff. I'm just afraid. This is me being completely honest with nothing to hide. And I don't want you to go looking for other girl in this break because I won't be doing the same thing. All that I know is you're busy. And if that's all that there is, I'm fine with it. The truth is your relationship status in f***book is the one that got me insecured. That and your poem, though as you've said, it could mean anything.
You know, I really wish I could be the best. I never lie with my worda although they sounded cliché sometimes (okay, they sounded cliché almost all of the time). I really wish you could tell me everything. Well, not literally everything. But you being open to me is something I wish could happen. And sorry if I were noisy. Asking stuff and - yeah.
I wish I could make you happy. There are times when I got mad when you replied me and I knew that you were angry. I'm sorry. You were busy and it wasn't my place to be angry. I didn't want to be a burden. I didn't want to drag you. Sometimes I wish I could be the one to help you in any sort of way. Truth is I don't know what else to say if this, in the end, has made you angry. The only thing that I could only keep saying is sorry.
I don't want to burden you. I didn't say some things because I didn't want to bother you with it. I used to think like, "It's okay. I'll deal with it. I don't want to bother him."
I never lie when I say I care about you and I truly want you to be happy. You mean a lot to me. I admit I was pretty messed up for the last couple of days. Hell yeah I miss you. This is getting real cliché and emotional, but yeah, what the heck. This is honesty. And you. You give me life purpose. And maybe, maybe that's enough because that's just above the greatest gift one can give another.
.....
Okay, I quote that up.
*awkward laugh and awkward silence*
I'm sorry I'm not a good entertainer. I'm sorry I keep saying sorry.
Please tell me everything. Please tell me what you feel like telling. If busy is what you only were, I'll wait. I'll wait for you, you know. And I can live with that as long as you're waiting for me also, though I really miss our little talk and hope we can be like we used to.
Truth is, I don't know what a 'break' really means. One thing for sure, I know regular contact is out of the question. But is it okay for me to just sit by your side or wait like I used to?
Sometimes I got uncomfortable when you're angry. It got a little bit discomforting and when that moment happened, I was trying to cheer you up. I got scared when you were mad. Yes, I want to help but I don't want to be your outlet of rage. You could tell me your problem but I don't want you to get mad at me instead. I'd love to listen to anything that you need to say but please don't be mad.
(I say too many buts)
I want to be a good person for you. And now I don't know what else to say. *scratching head*
I guess that's all. I'll try to say things directly and get better. I'll just try and wait. Wishing you luck for everything.
-*T
p.s. And here's a picture of us. It's the only picture of us that I have with you and me alone in a single frame.
p.p.s. Sorry about the envelope. I don't have a decent one.
p.p.p.s I have a bad sense of humor. HAHA! Still, I hope you read this with a smile on your face. :D :3 XD :)
"I believe in nothing but the truth in who we are."
* * *
"Dalam setiap kata yang kaubaca, selalu ada huruf yang hilang, kelak kau akan menemukannya kembali, di sela-sela kenangan penuh ilalang." -SDD