Wednesday, July 31, 2013

Maaf Aku Tak Bisa

Sebelum perahu kita menepi aku pernah berjanji kepadamu untuk terus menjaga bahtera kita selama kau membiarkan ragamu terpisah dari hati ini. Kita telah berhasil membangunnya dan memperindahnya dengan segala kayuhan-kayuhan penuh cinta yang terkadang perih diterpa arus yang menantang atau karang yang menjulang. Kita pernah mengalaminya ketika seluruh isi perahu memberontak ingin merubah haluan, tapi kita berhasil membawanya ke dermaga.

Tapi ternyata aku tak bisa.

Ketika kebersatuan kita berakhir aku kehilangan dayamu untuk menyeimbangkan isi geladak dan meratakan buritan. Aku tidak sanggup dengan caraku sendiri menggelar layar-layar yang masih harus dibentangkan satu per satu. Mereka masih ingin berkibar ke arah masing-masing, seakan mengetahui tujuan kita. Aku masih terus berkelahi dengan tangan dan kakiku untuk membentangkan layar-layar itu.

Tapi aku masih tak bisa.

Cepatlah kembali dan temani aku untuk menarik tali-tali penyangga seutas demi seutas. Aku tak bisa menarik di kedua sisi bersamaan. Aku butuh kita untuk menarik kedua sisi layar sebelum mereka dapat membentangkan lengan-lengannya sendiri dan menantang cakrawala membawa perahu kita ke pulau kejayaan dan kebahagiaan. Cepatlah kembali sebelum habis masa kita. Aku tak bisa dengan caraku sendiri.

Tapi aku tetap tak bisa.

Kini aku biarkan perahu ini bergerak sendiri dibawa kedua layar yang belum dapat merekah. Akankah angin membantu mereka sampai mereka terbentang dan dapat berlayar? Aku pasrah, duduk terdiam di tepi geladak, menetakkan tangan dan kakiku yang selalu memintaku berhenti membentangkan layar.

Maaf aku tak bisa.

No comments:

Post a Comment