Thursday, May 30, 2013

Kumbang Bodoh yang Belajar Mencinta

Pada suatu fajar yang masih ragu, ketika sinar masih sirna dan cakrawala masih sendu, di hadapan layar-layar yang berkibar di balik ufuk menjulang tegak, seekor kumbang bercita-cita membangun sebuah sarang baru yang penuh kegemilangan, demi membalas nestapa yang lalu.

Kumbang yang bodoh itu mulai mencari-cari sepanjang musim yang terus berganti, beberapa onggok kayu, baik sebilah barang seranting. Mereka-reka pojok dedaunan yang mampu menahan kebesaran niatnya, menjangkau pelepah yang bisa menandingi ketinggian hasratnya.

Sambil bersiul, kegemarannya, ia perlahan-lahan merajut serat-serat yang dipilinnya dengan penuh kesabaran hingga purnalah kediamannya. Ia lalu membuat beberapa pertemanan dan mengundang serangga-serangga lain, umumnya yang sama besar dengannya, dan banyak yang lebih kecil. Ia menginisiasi sebuah paguyuban dan merumuskan asas-asas dengan kepandaiannya, hingga makmurlah setiap dari mereka dan harumlah nama perkumpulan itu.

Tetapi satu dari mereka, seekor ngengat dengan sayap nan agung, membentang dari tulangnya yang terkecil hingga jantung hatinya, membawa pengaruh yang ampuhnya menandingi si kumbang. Tetapi kearifan mereka menyatukan dan kekokohan mereka menjadi begitu tegar.

Kemudian tanpa hasrat sanggup menahan, si kumbang bodoh ini bercengkerama dengan seekor kupu-kupu. Kebodohannya menjadikan senda gurau yang diucapkannya tanpa kegelisahan menjadi buah bibir bagi yang memiliki bibir. Dia tahu betul bahwa mulutnya tidak berujar kepalsuan, namun ia akhirnya sadar bahwa terlalu lancang bagi angin jika ingin memasuki gua tanpa melalui air terjun yang menjadikannya busa.

Ia bingung. Seketika semua mata membakar pandangannya, semua keberadaan mengusik indera-inderanya. "Apa yang bisa menjadi sangat berkelanjutan hingga tidak ada satu kesadaran pun yang bisa melenyapkan kebebalannya?" batinnya. Lalu jikalau sungguh mau dikatakan selayaknya awan telah melukiskan di horison, daya apa yang sanggup mengubah yang tidak ada menjadi ada? Dan apa yang bisa ditambah atau dikurangi dari tidak ada? Malahan apakah ketidak adaan itu ada?

Ketika akhirnya ia menyerah, maka dibiarkannyalah perasaan, yang tak terselesaikan itu dibawa air yang menguap sebelum hujan yang menghapuskan segala jejak-jejak sebuah kenistaan yang datang dari sebuah keberadaan yang tidak terkonsepkan, yang tidak pernah bisa diketahui oleh kumbang itu tentang dirinya.

Kumbang yang bodoh dan sudah lelah itu pasrah kepada sang kebenaran, jikalau ada. Hanya satu harapannya, supaya ia tidak kehilangan dirinya, agar yang lain pun melihatnya tanpa sejengkalpun citra melekat. Ya, dirinya yang sejati, yang penuh cinta, mencinta, dan dicinta.

Dan lihat! Ternyata masih ada satu keranjang penuh cinta yang tetap disampaikan kepadanya, dengan isyarat maupun tak terlihat. Dan semua itu cukup baginya untuk meninggalkan semua getaran kedengkian yang diberikan maupun diterimanya.

Kumbang bodoh ini pun belajar mencinta yang sesungguhnya, bersama segenap sisa subjek-subjek cinta yang siap dijadikannya objek cinta terbesarnya, dan segala subjek kebencian yang siap diubah menjadi saluran cintanya.


Apakah ada yang masih mau membuang tenaganya dan membohongi dirinya untuk membenci si kumbang? :)

Friday, May 24, 2013

UCV Concert 2013: Many Gifts, One Spirit

Sebagai sebuah rasa syukur dan terima kasih kepada orang tua kami serta tanda cinta kami terhadap sekolah kami SMA Kanisius dan SMA Santa Ursula, Paduan Suara Ursula Canisius Voice (UCV) mempersembahkan sebuah konser yang bertemakan "Many Gifts, One Spirit".

Pesan yang ingin kami sampaikan melalui konser ini adalah bahwa setiap manusia diberi bakat dan talenta yang berbeda-beda dan memiliki kebaikannya masing-masing dalam satu roh yang sama. Begitupun dengan kami, setiap dari anggota memiliki kemampuan yang berbeda-beda, tetapi kami dapat bernyanyi bersama sebagai satu keluarga dalam satu roh dan semangat yang solid. Semoga pesan ini tersampaikan kepada semua yang menyaksikannya.

Konser ini adalah sebuah persembahan yang tulus dan bukan komersial. Setiap bagian dari keluarga besar SMA Kanisius dan SMA Santa Ursula memiliki kesempatan menyaksikannya dengan cara memesan FREE TICKET (sesuai kapasitas yang masih tersedia).

Secara khusus dalam konser ini kami mengundang orang tua dari masing-masing anggota, pejabat sekolah, dan guru-guru kami yang nantinya tidak perlu memesan tiket melainkan akan mendapat undangan khusus.




Untuk info lebih lanjut, hubungi Contact Person yang tertera:
Bimo 08561943462 / 087886203754
Claudia 087885879733
Yudhi 08179818295 / BB: 28D89C74


* * *

See the after concert article here.

Monday, May 20, 2013

Declaration of International Citizenship

As an active member of the international community and as an ambassador of peace, I hereby declare to uphold the ideals of the World School set before me in the pursuit of knowledge and good faith.


Be open-minded

Practice kindness, sensitivity and compassion

Treasure a sense of wonder and curiosity

Be flexible

Show respect at all times towards other peoples' beliefs and traditions

Always assume a person knows something you do not

Learn to trust and be trusted

Understand that your way is not always the best or right way

Know and believe that all people are equal regardless of race, color, gender or religion

Speak in a language that can be understood by all those present, even if this is difficult for you to do so

To make yourself understood, practice speaking slowly and clearly

Look and listen with your heart and mind

Understand that we are the earth's guardiansm not its owners; therefore, be good caretakers


Friday, May 10, 2013

Kabar Saat Mendung

Aku akan mulai dengan tiupan sangkakala yang menggelegar, disertai gemericik bintang yang berpendar di kejauhan angkasa beraneka warna, ketika garis tepi harus dicoret di buku baru.

Berlian biru itu aku serahkan pada hyang widi, agar sang rembulan tidak murka padanya. Meskipun pada akhirnya aku tiada bersama rembulan lagi hanya karena bunga di tepi jalan itu. Lagipula, pilih mana seekor kumbang, terbang menuju rembulan apatah mampir di kembang-kembang menawan?

Harum sekali sampai hilang wewangian dalam napas yang seakan tersengal-sengal ini. Tapi seperti candu yang nikmat, pada akhirnya akan kadaluarsa. Menemukan kembali serbuk sari? Seperti anjing bodoh yang mengejar ekornya. Seperti yang kubilang, telah habis tanggal tayang, tinggal mengingat sensasi yang ditampung memori. Mau dilepas takut berdosa, tapi mau ditahan takut mati dua kali.

Setidaknya, gurun sempat kehujanan. Ramai-ramai berjatuhan tetes embun yang menyegarkan seperti soda api, sejuk dan segar. Tapi paman sam sudah mengajariku bahwa tidak ada musim semi atau musim panas yang berlangsung selamanya. Aku hanya bisa menikmati sensasinya sambil sedikit demi sedikit lenyap, hingga akhirnya tangkainya pun dimakan semut rangrang, digerogoti oleh kutu yang menggelikan.

Tampaknya memang cerah, namun hanya pantulan dari hasrat mendalam dari naluri seekor binatang yang punya - walaupun setitik - perasaan cinta. Aku sudah bisa melihat awan hitam yang kembali beriringan dari kejauhan di ufuk sana, sementara kumbang-kumbang yang buta masih ingin bersama dengan bunga-bunga yang hampir pupus, layu.

Sampai saat ini masih mendung. Akankah cerah kembali?

Mungkin butuh cinta abadi dari sejatinya diri.

Tuesday, May 07, 2013

AKU Sadar

PERINGATAN: Jika Anda adalah orang yang taat beragama, atau orang yang menganut kepercayaan tertentu, tidak perlu melanjutkan untuk membaca ini. Tulisan ini hanya dapat dibaca orang yang sungguh terbuka, penuh rasa ingin tahu, dan tidak dihalangi oleh sekat apapun termasuk kepercayaannya sendiri apalagi kepercayaan orang lain. Ingat, Anda sudah diperingatkan. Selamat membaca.

* * *

AKU sadar:

pertama-tama dan yang utama bahwa segala label dan nama-nama yang bisa dan telah aku dapatkan ataupun berikan, tidak pernah bisa membuat AKU menjadi berbeda;

bahwa segala kecerobohan yang bisa dan telah aku lakukan, tidak pernah bisa membuat AKU menjadi ceroboh;

bahwa segala ketidak pedulian yang bisa dan telah aku lakukan, tidak pernah bisa membuat AKU menjadi tidak peduli;

bahwa segala kerusakan dan perusakan yang bisa dan telah aku lakukan, tidak pernah bisa membuat AKU menjadi rusak;

bahwa segala kejahatan dalam pikiran, perkataan, dan perbuatan yang bisa dan telah aku lakukan, tidak pernah bisa membuat AKU menjadi jahat;

bahwa segala penghinaan dan kehinaan yang bisa dan telah aku lakukan, tidak pernah bisa membuat AKU menjadi hina;

bahwa segala kesesatan dan penyesatan yang bisa dan telah aku lakukan, tidak pernah bisa membuat AKU menjadi sesat;

bahwa segala kegelapan dan penggelapan yang bisa dan telah aku lakukan, tidak pernah bisa membuat AKU menjadi gelap;

terakhir dan tetap yang utama, bahwa segala hal-hal tentang dosa yang bisa dan telah aku lakukan, tidak pernah bisa membuat AKU menjadi berdosa.

Dan AKU tidak akan mengatakan bahwa segala (kecerobohan, ketidak pedulian, kerusakan dan perusakan, kejahatan, penghinaan dan kehinaan, kesesatan dan penyesatan, kegelapan dan penggelapan, dan hal-hal tentang) dosa kulakukan dengan sadar maupun tidak sadar.

Sebab semua itu pasti berada dalam ketidaksadaran, karena aku selalu tidak sadar, tetapi AKU sadar.


* * *

(Tulisan ini adalah semata-mata hasil perenungan yang dilakukan secara bebas, dan tanpa ada tujuan dan maksud tertentu, apalagi yang menyangkut kepercayaan orang lain.)