Akhirnya kau terloncat dari lelap tidurmu, hanya untuk mendapati dirimu yang bisa-bisanya lupa untuk terkejut mengetahui ihwalnya keretamu mendahului koper dan ranselmu. Yang kau cari hanya satu: dia yang tak membiarkan dirinya tidur sehari penuh; dia yang menanti-nanti batang hidungmu hingga terusir oleh fajar baru; dia, hantu dalam bayang tanpa jemu; dia, Jogjakartamu yang baru.
No comments:
Post a Comment