Kau datang membawa suatu asa, dengan semangat dan harapan baru, memberiku suatu daya dan sebuah pikiran penuh warna. Imajinasi yang berkelana dari dasar samudera hingga langit ketujuh, menemukan sebuah inspirasi dari untaian kata-kata dan gelak dari dua lapis bibir yang melenting, membentuk suatu anyaman yang bersenandung membawa kegembiraan. Ria-ria hatiku.
Waktu telah memamerkan ketakterbatasannya dengan menghunjukkanku kepada dirimu. Dari suatu perjumpaan tanpa identitas hingga sebuah letupan perasaan yang membakar api-api asmara dan hasrat untuk memiliki. Seperti sebuah boga, aku bisa merasakan sebuah sentuhan darimu yang datang tiba-tiba, dengan mantap menampilkan dirimu apa adanya dengan semua keunikannya, yang mencirikan dirimu sesungguhnya. Bolehkah aku mencicipimu? Aduhai, indahnya cinta yang melambung jauh ke awang-awang.
Bergetar penuh, menciptakan kebisingan yang sangat memekikkan telinga. Namun hening. Memercik-mercik di atas telaga, meraung-raung di dalam gua. Ah, aku sangat penasaran. Misteri akan dirimu terus membayangi dan menyemarakkan hari-hari yang jahat ini. Indah, sangat indah. Aku ingin mengenalmu lebih dalam.
Menanti-nanti kapan datangnya fajar yang membawa kepada sebuah perjumpaan, dengan penuh perasaan menunggu suatu pemenuhan hasrat ingin bercumbu. Mestinya aku tahu apa yang harus kuperbuat, tapi nyatanya tidak. Aku buta karena cinta. Dalam kegelapan ini, hanya kurasakan dirimu berbicara padaku, memberikan sandi-sandi untuk kupecahkan.
Seluruh pertanyaan-pertanyaan akan kebersamaan, dalam kepribadianmu yang sungguh menawan dan memikat, semua seakan-akan buntu. Aku haus dan tak dapat minum lagi.
Aku ingin itu. Dirimu. Inspirasiku.
Jakarta, February 8th, 2013.
No comments:
Post a Comment