Monday, March 17, 2014

Samudera dan Istana Pasir

Selamat ulang tahun, adikku Samudera! Berbahagialah!

Ini hadiahku bagimu. Pakailah bajuku. Ini milikmu sekarang, lambang kesatuan kita semua. Jagalah baik-baik.

Sebentar lagi akan datang masa kalian untuk memimpin keluarga ini. Jadilah pemimpin yang berwibawa dan penuh kasih. Buatlah keluarga ini rukun, ramah, bijaksana, saling menghormati dan saling mencintai dengan ikhlas hati. Hindarkanlah kesatuan keluarga kita dari pertentangan dan percekcokan. Buatlah keluarga kita berhati dan berarti. Jadilah kepala keluarga yang baik dan selalu ada untuk keluarganya. Ini warisanku pada kalian. Wariskanlah turun-temurun kepada keluarga kita yang satu, dari masa ke masa.

Aku berharap kepadamu.

13 Maret 2014.

* * *

Kekasihku, berbahagialah. Kini samudera itu yang akan menjaga Istana Pasir kita.

Sunday, March 16, 2014

Filosofi Daun Jati

Ada sebuah filosofi yang mendalam dibalik selembar daun jati, lebih dalam dari apa yang dibungkusnya.

Dibalik kehijauan dedaunan jati, mungkin banyak orang belum tahu kalau daun jatilah yang membuat Gudeg menjadi sangat merah.

Bagaimana yang ada di dalam-lah yang membuat daun jati disenangi semua orang, bukan apa yang ditampakkan di luar.

Kalau yang di dalam sudah tidak baik, apapun yang hendak ditampakkan di luarnya kepada orang, adalah kehampaan makna.

Karena bagiku dedaunan jati bukan lagi banyak daun hijau, tetapi ialah selembar daun merah. Ya, selembar, satu, meskipun berjejalan.

Demikianlah filosofi daun jati bagi siapa saja yang membacanya.